Definisi Struktur Ruang
Struktur Ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem
prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata
ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang
direncanakan ataupun tidak. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah
susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial,
dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan
satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang.
Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga, 2005: 97, yaitu
- Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,
pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok
dalam pusat pelayanan.
- Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan
perdagangan grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.
- Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang terbuka hijau.
- Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.
Bentuk dan model struktur ruang
Bentuk struktur ruang kota apabila ditinjau dari pusat pelayanan (retail) terbagi menjadi tiga, yaitu (Sinulingga, 2005:103-105)
1. Monocentric city
Monocentric
city adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah penduduknya belum
banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus
berfungsi sebagai CBD (Central Bussines District).
2. Polycentric city
Perkembangan
kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak efisien
lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu pusat
pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota. Fungsi
pelayanan CBD diambil alih oleh pusat pelayanan baru yang dinamakan sub
pusat kota (regional centre) atau pusat bagian wilayah kota. Sementara
itu, CBD secara berangsur-angsur berubah dari pusat pelayanan retail
(eceran) menjadi kompleks kegiatan perkantoran komersial yang daya
jangkauan pelayanannya dapat mencakup bukan wilayah kota saja, tetapi
wilayah sekeliling kota yang disebut juga wilayah pengaruh kota.
CBD dan beberapa sub pusat kota atau pusat bagian wilayah kota (regional
centre) akan membentuk kota menjadi polycentric city atau cenderung
seperti multiple nuclei city yang terdiri dari:
- CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran
- Inner suburb (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang
tadinya dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah
berkembang sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi
dilayani oleh sub pusat kota
- Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai perkembangan kota
- Outer suburb (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan
wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota
- Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang
secara berangsur-angsur tidak menunjukkan bentuk kota lagi, melainkan
mengarah ke bentuk pedesaan (rural area)
3. Kota metropolitan
Kota
metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit
yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi
semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk wilayah
metropolitan.
Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat – pusat pelayanannya diantaranya:
1. Mono centered
Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling
terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain.
2. Multi nodal
Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang
saling terhubung satu sama lain. Sub sub pusat selain terhubung langsung
dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat.
3. Multi centered
Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama lainnya.
4. Non centered
Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat. Semua
node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu
dengan yang lainnya.
Model Struktur Ruang
Sumber : Sinulingga 2005
Selain itu beberapa penulis juga menggolongkan tipologi struktur sebagai gambar berikut:
Tipologi Struktur Ruang
Sumber : Wiegen (2005)
Pengertian pusat dan sub pusat pelayanan kota
Pusat kota merupakan
pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik, sosial budaya,
ekonomi, dan teknologi. Jika dilihat dari fungsinya, pusat kota
merupakan tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi
daerah-daerah di belakngnya, mensuplainya dengan barang-barang dan
jasa-jasa pelayanan, jasa-jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik
dan menurun tergantung pada ambang batas barang permintaan. Pusat kota
terbagi dalam dua bagian:
- Bagian paling inti (The Heart of The Area) disebut RBD (Retail Business District) Kegiatan
dominan pada bagian ini antara lain department store, smartshop, office
building, clubs, hotel, headquarter of economic, civic, political.
- Bagian
diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh
bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang
besar antara lain pasar dan pergudangan.
Sedangkan
menurut Arthur dan Simon (1973), pusat kota adalah pusat keruangan dan
administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri, yaitu
- Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan perubahan-perubahan waktu.
- Pusat kota
merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi, dengan
tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan, lokasi untuk
balai kota, toko-toko besar, dan bioskop.
- Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja, tempat ke mana mereka ”pergi ke luar”.
- Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan, jalan kereta api, dan kendaraan umum.
- Pusat kota
merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha, kantor
pemerintahan, pelayanan, gudang dan industri pengolahan, pusat lapangan
kerja, wilayah ekonomis metropolitan.
- Pusat kota
merupakan penghasilan pajak yang utama, meskipun kecil namun nilai
bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari
segala keseluruhan kota, karena pusat kota memiliki prasarana yang
diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.
- Pusat kota
merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar,
mengandung rangkaian toko-toko eceran, kantor-kantor profesional,
perusahaan jasa, gedung bioskop, cabang-cabang bank dan bursa saham.
Dalam kota kecil yang swasembada, kawasan ini juga menyediakan fasilitas
perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi
yang diperlukan.
Sedangkan
pengertian sub pusat pelayanan kota adalah suatu pusat yang memberikan
pelayanan kepada penduduk dan aktivitas sebagian wilayah kota, dimana ia
memiliki hirarki, fungsi, skala, serta wilayah pelayanan yang lebih
rendah dari pusat kota, tetapi lebih tinggi dari pusat lingkungan.
Faktor-faktor timbulnya pusat pelayanan
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan, yaitu:
1. Faktor Lokasi
Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi suatu pusat pelayanan.
2. Faktor Ketersediaan Sumber Daya
Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat pelayanan.
3. Kekuatan Aglomerasi
Kekuatan
aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan ekonomi
sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu
keuntungan, yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat
kegiatan.
4. Faktor Investasi Pemerintah
Ketiga faktor
diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara ilmiah,
sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang sengaja
dibuat (Artificial).
Perkembangan kota dan struktur ruang
Perkembangan
perkotaan adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu
keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan
keadaan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk
menganalisis ruang yang sama. Menurut J.H.Goode dalam Daldjoeni (1996:
87), perkembangan kota dipandang sebagai fungsi dari pada faktor-faktor
jumlah penduduk, penguasaan alat atau lingkungan, kemajuan teknologi dan
kemajuan dalam organisasi sosial.
Sedangkan
menurut Bintarto (1989), perkembangan kota dapat dilihat dari aspek
zone-zone yang berada di dalam wilayah perkotaan. Dalam konsep ini
Bintarto menjelaskan perkembangan kota tersebut terlihat dari penggunaan
lahan yang membentuk zone-zone tertentu di dalam ruang perkotaaan
sedangkan menurut Branch (1995), bentuk kota secara keseluruhan
mencerminkan posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya.
Branch juga mengemukakan contoh pola-pola perkembangan kota pada medan
datar dalam bentuk ilustrasi seperti :
a) topografi,
b) bangunan,
c) jalur transportasi,
d) ruang terbuka,
e) kepadatan bangunan,
f) iklim lokal,
g) vegetasi tutupan dan
h) kualitas estetika.
Secara skematik Branch,menggambarkan 6 pola perkembangan kota, sebagai berikut :
Pola Umum Perkembangan Perkotaan
Sumber : Branch, 1996
Berdasarkan
pada penampakan morfologi kota serta jenis penyebaran areal perkotaan
yang ada, Hudson dalam Yunus (1999), mengemukakan beberapa alternatif
model bentuk kota. Secara garis besar ada 7 (tujuh) buah model bentuk
kota yang disarankan, yaitu;
- bentuk
satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans), kota
utama dengan kota-kota kecil akan dijalin hubungan pertalian fungsional
yang efektif dan efisien;
- bentuk
stellar atau radial (stellar or radial plans), tiap lidah dibentuk pusat
kegiatan kedua yang berfungsi memberi pelayanan pada areal perkotaan
dan yang menjorok ke dalam direncanakan sebagai jalur hijau dan
berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat rekreasi dan tempat olah raga
bagi penduduk kota;
- bentuk
cincin (circuit linier or ring plans), kota berkembang di sepanjang
jalan utama yang melingkar, di bagian tengah wilayah dipertahankan
sebagai daerah hijau terbuka;
- bentuk
linier bermanik (bealded linier plans), pusat perkotaan yang lebih kecil
tumbuh di kanan-kiri pusat perkotaan utamanya, pertumbuhan perkotaan
hanya terbatas di sepanjang jalan utama maka pola umumnya linier,
dipinggir jalan biasanya ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya
ditempati permukiman penduduk;
- bentuk
inti/kompak (the core or compact plans), perkembangan kota biasanya
lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan
terciptanya konsentrasi banyak bangunan pada areal kecil;
- bentuk
memencar (dispersed city plans), dalam kesatuan morfologi yang besar dan
kompak terdapat beberapa urban center, dimana masing-masing pusat
mempunyai grup fungsi-fungsi yang khusus dan berbeda satu sama lain;
dan
- bentuk kota
bawah tanah (under ground city plans), struktur perkotaannya dibangun
di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat
diamati pada permukaan bumi, di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur
hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.
Beberapa Alternatif Bentuk Kota
(Sumber : Hudson, 1999)
- Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan, pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok dalam pusat pelayanan.
- Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.
- Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang terbuka hijau.
- Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.
- CBD, yaitu pusat kota lama yang telah menjadi kompleks perkantoran
- Inner suburb (kawasan sekeliling CBD), yaitu bagian kota yang tadinya dilayani oleh CBD waktu kota belum berkembang dan setelah berkembang sebagian masih dilayani oleh CBD tetapi sebagian lagi dilayani oleh sub pusat kota
- Sub pusat kota, yaitu pusat pelayanan yang kemudian tumbuh sesuai perkembangan kota
- Outer suburb (pinggiran kota), yaitu bagian yang merupakan perluasan wilayah kegiatan kota dan dilayani sepenuhnya oleh sub pusat kota
- Urban fringe (kawasan perbatasan kota), yaitu pinggiran kota yang secara berangsur-angsur tidak menunjukkan bentuk kota lagi, melainkan mengarah ke bentuk pedesaan (rural area)
- Bagian paling inti (The Heart of The Area) disebut RBD (Retail Business District) Kegiatan dominan pada bagian ini antara lain department store, smartshop, office building, clubs, hotel, headquarter of economic, civic, political.
- Bagian diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang besar antara lain pasar dan pergudangan.
- Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan perubahan-perubahan waktu.
- Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi, dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan, lokasi untuk balai kota, toko-toko besar, dan bioskop.
- Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja, tempat ke mana mereka ”pergi ke luar”.
- Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan, jalan kereta api, dan kendaraan umum.
- Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha, kantor pemerintahan, pelayanan, gudang dan industri pengolahan, pusat lapangan kerja, wilayah ekonomis metropolitan.
- Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama, meskipun kecil namun nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari segala keseluruhan kota, karena pusat kota memiliki prasarana yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.
- Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar, mengandung rangkaian toko-toko eceran, kantor-kantor profesional, perusahaan jasa, gedung bioskop, cabang-cabang bank dan bursa saham. Dalam kota kecil yang swasembada, kawasan ini juga menyediakan fasilitas perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang diperlukan.
- bentuk satelit dan pusat-pusat baru (satelite and neighbourhood plans), kota utama dengan kota-kota kecil akan dijalin hubungan pertalian fungsional yang efektif dan efisien;
- bentuk stellar atau radial (stellar or radial plans), tiap lidah dibentuk pusat kegiatan kedua yang berfungsi memberi pelayanan pada areal perkotaan dan yang menjorok ke dalam direncanakan sebagai jalur hijau dan berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat rekreasi dan tempat olah raga bagi penduduk kota;
- bentuk cincin (circuit linier or ring plans), kota berkembang di sepanjang jalan utama yang melingkar, di bagian tengah wilayah dipertahankan sebagai daerah hijau terbuka;
- bentuk linier bermanik (bealded linier plans), pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh di kanan-kiri pusat perkotaan utamanya, pertumbuhan perkotaan hanya terbatas di sepanjang jalan utama maka pola umumnya linier, dipinggir jalan biasanya ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya ditempati permukiman penduduk;
- bentuk inti/kompak (the core or compact plans), perkembangan kota biasanya lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan terciptanya konsentrasi banyak bangunan pada areal kecil;
- bentuk memencar (dispersed city plans), dalam kesatuan morfologi yang besar dan kompak terdapat beberapa urban center, dimana masing-masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi yang khusus dan berbeda satu sama lain; dan
- bentuk kota bawah tanah (under ground city plans), struktur perkotaannya dibangun di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diamati pada permukaan bumi, di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.