Kerajaan Singosari
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Singosari
Kerajaan Singasari adalah sebuah
kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun
1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang. Kerajaan
Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan.
Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja.
Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah
kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul
Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
Keberadaan Kerajaan Singosari
dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah
Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit
yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang
raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya
sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal
usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok
berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung
yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung.
Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri
yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana
Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144
C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada
pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja
Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
B. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN
SINGASARI
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Ken Arok (1222–1227 M)
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
2. Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M)
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.
4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara (1268-1292 M)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa. Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan
dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan menemukan
Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanaga beserta
pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja berbalik
memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan
bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat
pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah
yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya
Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini
berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang
dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di
Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang
sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
C. Raja Termasyur
Raja yang termasyur di Kerajaan
Singasari adalah Kertanegara, karena:
1. Kehidupan rakyatnya mulai dari segi
ekonomi, politik, budaya, dan agama mulai terjamin.
2. Kertanegara mempunyai sikap yang
tegas, terutama dalam memperluas wilayah kekuasaannya.
3. Mempunyai ilmu yang tinggi terutama
dalam bidang agama.
4. Ia sebagai pemimpin yang menghormati
kebebasan beragama.
5. Ia seorang ahli negara, ia mengatur
pemerintahan secara sistematis.
D. KEHIDUPAN DI KERAJAAN SINGASARI
1. Kehidupan Sosial
Dari segi sosial, kehidupan
masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu
di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak
daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati,
kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam
kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial
masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan
taraf kehidupan masyarakatnya.
Ø Kehidupan sosialnya terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas atas yang terdiri dari raja ,keluarganya, dan bangsawan
lainnya. Kelas bawah yakni rakyat jelata dan masyarakat umum.
Ø Para pejabat biasanya memiliki wilayah yang dapat dikenakan pajak yang
sebagian hasilnya dijadikan upeti untuk raja. Dibangunnya
desa-desa mengikuti hari raya pasaran jawa.
2. Kehidupan Politik
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara
dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
a.
Politik Dalam Negeri:
- Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani.
- Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
- Memperkuat angkatan perang.
b.
Politik Luar Negeri:
- Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
- Menguasai Bali.
- Menguasai Jawa Barat.
- Menguasai Malaka dan Kalimantan.
3. Kehidupan Ekonomi
Ø
Kehidupan masyarakat Singasari didominasi dengan bertani,
berdagang dan pengrajin.
Kegiatan perdagangan nya dilakukan selama lima hari pasaran yang berbeda.
Kegiatan perdagangan nya dilakukan selama lima hari pasaran yang berbeda.
Ø
Pada masa itu, perdagangan antarpulau, antarwilayah,
bahkan dengan negara lain sudah terselenggara dengan
baik.
baik.
4. Kehidupan Budaya dan Agama
Berdasarkan segi budaya, ditemukan
candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi
Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes
sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam
wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan
Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa
menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
Ø
Pada masa kerajaan ini, hadir karya-karya Mpu Tanakung
dan kitab Lubdhaka.
Ø
Kehidupan masyrakatnya dipengaruhi oleh kebudayaan india.
Secara umum, masyarakat kerajaan ini beragama hindu dan masyarakatnya pun
berkesempatan mengenyam pendidikan.
Ø
Pada masa ini kebudayaan berkembang dengan pesat,
misalnya wayang kulit,wayang orang,dan seni pertunjukan lainnya.
E. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.
F. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI
DENGAN MAJAPAHIT
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
1. Candi
Singosari
Candi ini
berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah di
antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada
Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di
halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi
raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun
1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh
Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai dibangun.
2. Candi
Jago
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini
cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita
setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra
dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas
bahan batu andesit.
3. Candi
Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan
Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di
sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang
sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca
Dwarapala
Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga
situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja,
namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja
Singhasari.
5. Prasasti
Manjusri
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang
Arca Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan
sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta
6. Prasasti
Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan
penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja.
Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara
pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya
Wisnuwardhana raja Singhasari.
Kumpulan lempengan Prasasti Mula
Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng
ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada
bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak,
tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini
disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
7. Prasastri
Singosari
Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M,
ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di
Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan
sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada.
Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat
terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua
mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah
caitya.
8. Candi
Jawi
Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan -
Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini
ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja
Kertanegara.
9. Prasasti
Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan
arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut
Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211
Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang
bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya
telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya
ditulis melingkar pada bagian bawahnya.
10. Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari
kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa
besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun
(1227 - 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian
dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan
Mpu Gandring.
Untuk Presentasi Kerajaan Singosari, dapat anda download di sini -->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar