Ada empat karakteristik utama dari beton, yaitu :
Workability, Cohesiveness, Strength, dan Durability.
Tahap Setting. Selanjutnya, beton akan mulai mengeras dan kaku. Ketika beton tidak lagi lunak, dan mulai mengeras, kondisinya dinamakan setting. Setting terjadi setelah kompaksi (pemadatan) dan pemolesan akhir (finishing). Beton yang basah seperti becek akan lebih mudah ditempatkan tetapi lebih sulit untuk dilakukan finishing.
Workability, Cohesiveness, Strength, dan Durability.
Beton memiliki tiga kondisi tahapan bentuk, yaitu :
Plastic, Setting, dan Hardening.
Plastic, Setting, dan Hardening.
TAHAPAN KONDISI BETON
Tahap Plastis.
Ketika bahan-bahan beton pertama kali dicampurkan, bentuknya menyerupai
sebuah “adonan”. Lunak, encer, sehingga dapat dituang dan dibentuk
menjadi bermacam-macam bentuk. Tahapan ini dinamakan kondisi plastis.
Beton harus dalam kondisi plastis pada saat penuangan (pengecoran) dan
pemadatan (kompaksi).
Karakteristik yang paling penting di kondisi plastis ini adalah workability dan cohesiveness.
Kaki kita akan tenggelam jika mencoba berdiri di atas beton yang masih dalam kondisi plastis.
Tahap Setting. Selanjutnya, beton akan mulai mengeras dan kaku. Ketika beton tidak lagi lunak, dan mulai mengeras, kondisinya dinamakan setting. Setting terjadi setelah kompaksi (pemadatan) dan pemolesan akhir (finishing). Beton yang basah seperti becek akan lebih mudah ditempatkan tetapi lebih sulit untuk dilakukan finishing.
Jika
kita menginjakkan kaki di atas beton yang sedang setting, kaki kita
tidak akan tenggelam, tetapi jejak kaki kita akan muncul di permukaan
beton tersebut.
Tahap Pengerasan (hardening).
Setelah melalui tahap setting, beton mulai mengeras dan mencapai
kekuatannya. Karakteristik yang ada pada tahap ini adalah kekuatan dan
durabilitas (daya tahan).
Kaki kita tidak akan meninggalkan jejak jika diinjakkan di atas beton yang sudah mengeras.
WORKABILITY
Workability
adalah kemampuan untuk dilaksanakan atau dikerjakan, yang meliputi
bagaimana beton itu mudah untuk dibawa dan ditempatkan di mana-mana,
mudah dikerjakan, mudah dipadatkan, dan mudah untuk dilakukan finishing.
Beton
yang cenderung “kering” alias kekurangan air tentu saja agak susah
dibentuk, susah dipindahkan, bahkan nantinya susah difinishing. Kalo
tidak dibangun dengan benar, beton tersebut tidak akan kuat dan tahan
lama.
Workability beton dapat diuji dengan melakukan slump test. Pengujian ini akan dibahas di bagian ke-3.
Apa saja yang mempengaruhi workability?
- Jumlah semen pasta (adukan semen). Semen pasta adalah campuran semen dan air. Semakin banyak pasta semen yang dicampur dengan aggregat kasar dan halus, maka semakin besar workabilitynya.
- Tingkat gradasi aggregat. Well-graded (tergradasi dengan baik), permukaan halus, dan bentuk cenderung bulat cenderung meningkatkan workability dari campuran beton.
Untuk meningkatkan workability, dapat dilakukan dengan
- Menambah pasta semen (air + semen)
- Menggunakan well-graded aggregat
- Menggunakan admixture
Warning!!Sebaiknya hindari peningkatan workability dengan menambahkan air saja, sebab dapat menurangi kekuatan dan daya tahan beton.
KEKUATAN DAN DAYA TAHAN.
Beton
yang baik terbuat dari material yang kuat dan tahan lama secara alami.
Maksudnya, jika material pembentuk beton sudah kuat dan tahan, bisa
dijamin beton yang dihasilkan juga lebih kuat. Ciri-cirinya beton yang
kuat dan memiliki daya tahan yang tinggi adalah: padat, kedap air (tidak
berpori), tahan terhadap perubahan suhu, dan tahan terhadap keausan dan
pelapukan.
Kekuatan dan daya tahan saling berhubungan. Semakin tinggi kekuatan (mutu) beton, semakin tinggi pula daya tahannya.
Beton
yang baik sangat penting untuk melindungi besi tulangan yang ada di
dalam inti beton. Kekuatan beton biasanya diukur dengan Uji Kekuatan
Beton. Tentang pengujian ini juga akan dibahas di bagian ke-3.
Kekuatan dan daya tahan sangat ditentukan oleh:
- Pemadatan. Pemadatan ini betujuan untuk menghilangkan udara yang ada di dalam beton. Tentu saja pemadatan ini dilakukan ketika beton masih cair.
- Pemeliharaan (Curing). Curing adalah “membasahi” beton yang sudah setting (keras) untuk beberapa waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mengurangi penguapan air yang berlebihan, sehingga air yang ada di dalam campuran beton dapat bereaksi secara optimal. Semakin lama prosescuring, semakin tinggi daya tahan beton yang dihasilkan.
- Cuaca. Cuaca yang agak hangat dapat membuat beton mencapai kekuatan yang tinggi dalam waktu yang tidak lama.
- Tipe Semen. Tipe semen yang berbeda juga berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton.
- Rasio air terhadap semen, biasa disebut w/c ratio. Kebanyakan air atau kekuarangan semen dapat mengakibatkan beton menjadi tidak kuat dan tentu saja tidak tahan lama. W/C ratio adalah perbandingan BERAT air terhadap BERAT semen. Karena berat 1 liter air sama dengan 1 kg, maka orang lebih banyak menggunakan perbandingan VOLUME air (dalam liter) terhadap BERAT semen (dalam kg).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar