Pelaksanaan pekerjaan proyek jalan
dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan
diawasi langsung konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan
spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam dokumen
kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah
atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan sempurna
dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan
dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan
yang dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :
a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang Pekerjaan
pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana
dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran. Pemasangan patok pengukuran
untuk profil memanjang dipasang pada setiap jarak 25 meter.
b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan. Kelayakan
struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan pemeriksaan
destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan alat
Benkelman.
c. Pengadan direksi keet
Untuk pengadaan direksi keet ini pihak
kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi keet
ini berfungsi untuk tempatberistirahat para pekerja dan penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.
d. Penyiapan badan jalan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi, penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini berjalan dengan lancar.
Pekerjaan Galian dan Timbunan
Gambar Struktur Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Galian
- Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Adapun prosedur pekerjaan dari pekerjaan galian, yaitu :
- Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
- Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
- Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan Vibrator Roller.
- Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (ujiDdensity Sand Cone test) di lapangan.
a. Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.
b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.
b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.
Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan
Perlu diingat sebelum pekerjaan galian
maupun timbunan harus didahului dengan pekerjaan clearing dan grubbing,
maksudnya adalah agar lokasi yang akan dilakerjakan tidak mengandung
bahan organik dan benda-benda yang mengganggu proses pemadatan. Timbunan
dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan
proses pemadatan.
Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari 6%.
Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan tanah dasar sebelummelakukan proses penghamparan material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.
Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :
- Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan Dump Truck.
- Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
- Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan operator Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.
- Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalm keadaan memanjang, sedangkan pada tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x lintasan) hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat elevasi top subgrade yang sesuai dengan rencana.
Pengujian Kepadatan Tanah
Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.
Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.
Gambar Titik Pengambilan Sampel
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah
Lapisan perkerasan yang terletak
antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah
yang berfungsi sebagai :
- Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) ≤ 10%.
- Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
- Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
- Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
- Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
- Split 5/7
- Split 3/5
- Split 2/3
- Abu Batu
- Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
- Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
- Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton.
- Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai berikut :
- Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
- Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke lokasi pekerjaan.
- Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
- Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah penghamparan.
Bahan dan Material
Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)
Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B
Nomor | Mm | Kelas A | Kelas B |
2 in | 50 | 100 | 100 |
11/2 in | 37.5 | 100 | 88 - 95 |
1 in | 25 | 65 - 81 | 70 - 85 |
3/8 in | 9.5 | 42 - 60 | 30 - 65 |
# 4 | 4.75 | 27 - 45 | 25 - 55 |
# 10 | 2 | Nop-25 | 15 - 40 |
# 40 | 0.425 | 6 – 16 | 8 – 20 |
# 200 | 0.075 | 0 - 8 | 2 – 8 |
Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B
Sifat Material | Sifat Kelas A | Sifat Kelas B |
Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 ) | 0 - 40% | 0 - 40% |
Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 ) | 0 - 6 | 4 – 10 |
Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 ) | 0 – 25 | - |
CBR ( AASTHO T180 ) | 90 min | 35 min |
Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 200 | 25 maksimum | - |
Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek
konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.
Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai berikut :
- Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
- Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari 20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
- Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk kerataan permukaan adalah 1 cm.
- Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal rencana.
- Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar