Penurunan Konsolidasi
Bilamana suatu lapisan tanah lunak jenuh air yang mampu mampat (compressible) diberi penambahan tegangan, maka penurunan (settlement)
akan terjadi dengan segera. Koefisien rembesan gambut adalah sangat
kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan pasir sehingga penambahan
tekanan air pori yang disebabkan oleh pembebanan akan berkurang secara
lambat laun dalam waktu yang sangat lama. Jadi untuk tanah gambut
perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori
(yaitu konsolidasi) akan terjadi sesudah penurunan segera. Penurunan
konsolidasi tersebut biasanya jauh lebih besar dan lebih lambat serta
lama dibandingkan dengan penurunan segera (Das, 1993 dan Bowls, 1997).
Dapat disimpulkan bahwa ada tiga tahapan pemampatan selama konsolidasi, yaitu:
Tahap I : Pemampatan awal (initial compression), yang pada umumnya adalah disebabkan oleh pembebanan awal (preloading).
Tahap II : Konsolidasi primer (primary consolidation),
yaitu periode selama tekanan air pori secara lambat laun dipindahkan ke
dalam tegangan efektif, sebagai akibat dari keluarnya air pori dari
pori-pori tanah.
Tahap III : Konsolidasi sekunder (secondary consolidation),
yang terjadi setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Pemampatan
yang terjadi disini adalah disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat
plastis dari butir-butir tanah.
Perbandingan
nilai tekanan prakonsolidasi dengan tekanan efektif vertikal pada saat
tanah diselidiki menghasilkan dua kondisi yang didasarkan pada sejarah
geologinya yaitu:
1. Terkonsolidasi secara normal (Normally Consolidated/NC), dimana tekanan efektif overburden saat ini adalah merupakan tekanan maksimum yang pernah dialami tanah tersebut.
2. Terkonsolidasi lebih (Over Consolidated/OC), dimana tekanan efektif overburden saat ini lebih kecil dari tekanan prakonsolidasi yang pernah dialami tanah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar