Periodisasi Sejarah Agama Hindu
(Zaman Agama Budha)
A. Pendahuluan
Dalam membicarakan sejarah agama Hindu,
perlu mengetahui sejarah yang panjang dari gejala-gejala keagamaan yang telah
terlebur di dalam agama Hindu.Secara garis besar perkembangan agama Hindu dapat
dibedakan menjadi tiga tahap.
Tahap pertama sering disebut dengan zaman weda, yang dimulai dengan masuknya
bangsa Arya di Punjab hingga munculnya agama Budha, pada masa ini dikenal
adanya tiga periode agama yang penting (tiga agama besar).Ketiga agama ini
adalah ketika bangsa Arya masih berada di daerah Punjab (1500 – 1000 SM).Agama
dalam periode pertama lebih dikenal sebagai agama Weda Kuno atau agama Weda
Samhita.Periode kedua di tandai oleh munculnya agama Brahmana (1000 – 750
SM).Periode ketiga ditandai oleh munculnya pemikiran-pemikiran kefilsafatan
ketika bangsa Arya menjadi pusat peradaban sekitar sungai Gangga (750 – 500
SM), agama Weda periode ini dikenal dengan agama Upanished.
Tahap kedua sering disebut dengan zaman Budha,Zaman Budha dimulai ketika
putra Raja Sudhodana yang bernama “ Sidharta”, menafsirkan Weda dari sudut
logika dan mengembangkan sistem Yoga dan Semadhi sebagai jalan untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan. Agama Hindu dari India Selatan menyebar sampai
keluar India dengan berbagai cara.
tahap ketiga adalah apa yang dikenal
sebagai zaman agama Hindu,
berlangsung sejak 300 M hingga sekarang.[1]
B.
Pembahasan
Zaman agama
Buddha mempunyai corak yang sangat lain dari agama Weda. Zaman Agama Buddha ini
diperkirakan berlangsung antara 500 SM – 300 SM.
Zaman
Budha dimulai ketika putra
Raja Sudhodana yang bernama “ Sidharta”, menafsirkan Weda dari sudut
logika dan
mengembangkan sistem Yoga dan Semadhi sebagai jalan untuk menghubungkan
diri
dengan Tuhan. Agama Hindu dari India Selatan menyebar sampai keluar
India dengan berbagai cara. Terutama melalui perdagangan bebas
internasional.
Perlu diketahui
bahwa peradaban pada masa ini telah dapat disejajarkan dengan
peradaban-peradaban seperti Yunani, Mesir, dan Eropa yang telah
maju.Pengetahuan tentang Sejarah kerajaan ini dapat menambah pengetahuan kita
tentang sejarah dunia, selain itu dapat dikomparasikan dengan kerajaan-kerajaan
nasional yang juga berpengaruh pada dunia kala itu.
Pemerintahan Magadha
Raja-raja
Magadha yang terkenal ialah Sisunaga (642 SM), Bimbisara (582 SM), dan
Ajatasatru, nama lain Kunika (554 SM). Bimbisara memperluas kerajaan Magadha
dan menaklukan kerajaan-kerajaan di sekelilingnya.Di masa pemerintahan
Ajatasatru agama Buddha dan Jaina mulailah bersaing untuk merebut kedudukan
yang terpenting.Menurut berita di masa itu Devadatta seorang keponakan Buddha
melawan agama Buddha dan mendirikan cabang agama baru yang mempunyai pengikut
hingga abad ke-7, tarikh Masehi.Ajasatru memperluas kerajaan Magadha dan
memindahkan ibukotanya ke Pataliputra, di tepi sungai Gangga.
Beberapa tahun
kemudian di waktu pemerintahan Udaya, cucu Ajatasaru (kurang lebih 516 SM)
Darios dari Persia menaklukan daerah di Sindh dan Punjab, di hulu sungai Indus.
Dalam berita-berita itu tertulis bahwa raja Persia mempunyai prajurit-prajurit
bangsa India yang turut berjuang di tanah Yunani.
Sejak abad ke-5
SM, sejarah kerajaan Magadha tidak begitu jelas lagi.Yang agak dapat dipercayai
adalah kisah ini.Salah seorang keturunan Bimbasara yang tidak begitu besar
kuasanya dibunuh dan diganti menterinya yang bernama Mahapadma Nanda dari
golongan Sudra. Raja itulah asal keturunan 9 orang raja yang berturut-turut
memerintah Magadha sampai tahun 322 SM. Pada tahun itu Nanda yang penghabisan
dibunuh oleh oleh Chandragupta Maurya. Menurut dugaan ia adalah seorang
keturunan Nanda juga akan tetapi kawin dengan perempuan kasta rendah. Dengan
Chandragupta mulailah riwayat kejadian-kejadian di India jelas dan dapat
ditentukan.Diwaktu pemerintahan raja itu, Magadha berhasil merebut kuasa yang
seluas-luasnya. Akan tetapi dua tahun sebelum ia diangkat menjadi raja
terjadilah peristiwa yang besar akibatnya bagi seluruh India, yaitu penyerbuan
Iskandar Zulkarnain ke India utara.
Penyerbuan
Iskandar Zulkarnain ke India
Iskandar Zulkarnain adalah seorang raja dan
panglima besar Yunani yang mahsyur dalam sejarah Barat purbakala.Ayahnya
memerintah dalam negeri kecil, yaitu Makedonia, bagian dari tanah Yunani. Waktu
masih muda ia mendapat pendidikan yang luas, bukan dalam keprajuritan saja tapi
dalam ilmu filsafat dan pemerintahan juga. Ayahnya mempunyai cita-cita untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan
kecil di Yunani dan memperluas kerajaannya sampai ke daerah Asia, akan tetapi
sebelum ia dapat menjalankannya, ia dibunuh oleh seorang penjahat.
Putra mahkota
Iskandar juga yang pada ketika itu baru berumur 24 tahun menjadi raja di negeri
Makedonia sebagai penggantinya.Iskandar mengadakan persediaan untuk meneruskan
niat ayahnya itu. Di tahun 334 SM balatentaranya menyebrang selat
Hellesponts yang memisahkan Eropa dengan Asia. Dengan cepat seperti halilintar
ia menaklukan Asia Muka (Turki sekarang), Syria, Palestina, Mesir, Persia, dan
Baktria, sehingga di tahun 327 SM jadi sudah tujuh tahun sudah meninggalkan
negerinya, balatentaranya tiba di batas India, negeri yang mengandung banyak
rahasia kekayaan dan hasil-hasil kebudayaan yang luhur. Bagi seorang pahlawan
yang muda, remaja nafsunya tidak dapat tertahankan lagi untuk memasuki dan
memerangi India yang sudah begitu dekat di hadapannya.
Setelah
didirikannya benteng-benteng pertahanan di tapal India dan Baktria. Maka tahun
327 SM turunlah ia ke lembah India melalui pegunungan Hindu – Kush dan
jurang-jurang yang dalam.
Menurut
berita, Iskandar mula-mula tidak mendapatkan perlawanan dalam negeri-negeri
yang didudukinya.Di antara negeri yang terkenal itu ialah negeri Takkashila.
Peninggalan kota itu sekarang masih nampak di dekat kota Rawalpindi. Ia
menyebrangi hulu sungai India dan terus memasuki Punjab atau negeri lima
sungai. Akan tetapi ketika melalui sungai Jhilam (dalam bahasa Yunani:
Hydaspes) Iskandar mengalami perlawanan hebat yang belum pernah dialaminya
dalam tujuh tahun, sejak ia menyerbu ke Asia. Tatkala Iskandar sampai di tepi
sungai Jhilam, raja negeri Poros sudah siap sedia menantikan kedatangannya
dengan tentara terdiri dari 30.000 serdadu berjalan, 4000 serdadu berkuda, 300
kereta perang yang ditarik empat ekor kuda, 200 gajah perang, semua membawa
senjata yang lengka.
Iskandar
lebih dari tiga bulan terhambat dan terpaksa mengadakan persediaan untuk
melawan, balatentara yang kuat itu. Akhirnya dapatlah ia menyerang pasukan
gajah raja Poros itu dulu, sehingga terjadi kekacauan di antara
binatang-binatang itu. Mereka menginjak serta membantingkan baik musuh maupun
pasukan raja sendiri dengan belalainya sampai mati.Sesudah itu barulah pasukan
berkuda mengepung dan menghalaukan balatentara Poros itu ke pinggir sungai
Jhilam yang dalam itu. Tidak lama kemudian raja Poro terpaksa menyerah, setelah
ia mendapat luka-luka yang parah. Iskandar menghormati musuhnya dan
memerdekakan tawanan semuanya, mereka berjanji akan berkerja sama dengan orang
Yunani.
Tiba
di tepi sungai bias, balatentara Iskandar mogok dan mengatakan tidak bersedia
berperang lagi, melainkan hendak pulang ke Yunani yang tujuh tahun mereka
tinggalkan.Dengan bijaksana Iskandar memenuhi kemauan tentaranya dan
mengumumkan supaya perang di India diselesaikan pada tempat itu saja.Sebelum
balik ke Yunani, Iskandar mendirikan dua belas candi sebagai tanda peringatan
dan tanda perasaan berterima kasih kepada dewa-dewa kebangsaan.Peristiwa itu terjadi
pada tahun 326 SM.
Iskandar
menganggap negeri-negeri itu semuanya masuk bagian-bagian kerajaannya dan ia
berharap akan lekas kembali ke India. Sebagai wakilnya untuk memerintah
negeri-negeri yang takluk itu diangkatnya Poros, musuh lama itu.Akan tetapi
kedatangan ajalnya kedatangan ajalnya tidak dapat dielakkan dan dengan wafatnya
tidak lama kemudian, India terlepas dari kerajaan Yunani.
Meskipun
penjajahan politik lenyap dari India tidak berarti peristiwa itu tidak ada
akibatnya.Karena sejak itu terjadilah hubungan yang erat antara India dengan
negeri Barat.Perhubungan lalu lintas yang melalui jurang Khaibar sudah terbuka
juga pertalian dengan kota-kota di pantai Persia. Hasil dan bahan-bahan dari
india mulai mengalir ke negeri Barat dan sejak zaman itu terjadilah perhubungan
antara Timur dan Barat.
Zaman Kerajaan Maurya
Kerajaan Maurya
merupakan salah satu kerajaan yang memegang peranan penting dalam sejarah Asia
Selatan.Penemuan dan peninggalannya adalah penemuan penting yang dapat
menjelaskan bagaimana peradaban masyarakat India jaman dahulu.
Kekaisaran Maurya
diperintah oleh Dinasti Maurya
yang didirikan oleh Candragupta di
Pataliputra
(sekarang disebut Patna) di Magadha, India
timur laut. Pada 322 SM, Chandragupta naik tahta hasil dari kudeta yang
dipimpinnya dari dinasti Nanda. Pada masa pemerintahan Chandragupta merupakan
persinggungan antara India dengan bangsa asing, tepatnya kekaisaran Macedonia
yang dipimpin oleh Alexander Agung.Peristiwa ini berlangsung 2 tahun sebelum
Chandragupta naik tahta.Kedatangan Macedonia selain dengan maksud politis, juga
dengan maksud menyebarkan kebudayaan barat ke timur.Pasca ekspansi bangsa barat
adalah kemunculan budaya hellenisme, yakni perpaduan antara budaya timur dengan
budaya barat.
Chandragupta
naik tahta beberapa saat pasca kematian Alexander Agung. Ia berhasil menguasai
daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Macedonia, dan bahkan berhasil menjalin
hubungan dengan musuh Alexander Agung, Seloucos Nicator (penguasa Yunani di
Asia Barat) yang kemudian banyak membantu Chandragupta dalam menuliskan sejarah
India.
Menurut kitab
Wisnu Purana, jumlah raja-raja Dinasti Maurya ada sepuluh dan memerintah selama
137 tahun:
1. Candragupta
2. Bindusara
4. Suyasas
5. Dasaratha
6. Sanggata
7. Salisuka
8. Somasarman
9. Sasadharman
10. Brihadratha
Chandragupta
mengambil alih kekuasaan di Maghada pada 321 SM. Dalam waktu 10 tahun, ia telah
menginvasi sebagian besar India utara. Ia seorang negarawan yang baik, dan
India menjadi makmur di bawah pengaruhnya. Putranya, Bindusara (293-268 SM),
memperluas kerajaan hingga jauh ke bagian selatan India.
Cucu
Chandragupta, Asoka (268-233 SM), merupakan penguasa terbesar Maurya.Ia
memperluas kerajaan, yang dihuni oleh penduduk dengan lebih dari 60 keyakinan
dan bahasa yang berbeda. Tahun 261 SM, pasukan Maurya menghancurkan penduduk Kalingga
dalam sebuah peperangan yang banyak mengucurkan darah dan memakan korban
sebanyak 200.000 jiwa. Menyaksikan kengerian serta penderitaan tersebut, Asoka
merasa sangat terguncangdan ia memutuskan bahwa tidak ada kemenangan militer
yang harus dibayar semahal itu. Ia berpindah agama, dari seorang Hindu menjadi
pengikut Buddha, dan menanggalkan kekuasaan militer sebagai sebuah kebijakan
nasional. Ia melarang persembahan korban hewan maupun manusia dan
mempertahankan angkatan daratnya semata-mata sebagai sarana pertahanan. Asoka
juga menerapkan hukum moral Buddha mengenai sikap baik dan menjauhi kekerasan
serta memberikan perdamaian, kebudayaan, kehormatan, dan kemakmuran bagi
rakyatnya.
Raja Asoka
dengan resmi telah mengikuti ajaran Buddha, akan tetapi rakyat pada
umumnya masih setia kepada ajaran Hindu, yang sudah berakar teguh dalam
masyarakat sejak zaman purba. Para Brahmana masih memberikan pengaruh
yang besar kepada rakyat. Dalam keadaan demikian, Raja Asoka mengeluarkan
amanat supaya di antara agama - agama dan aliran - aliran haruslah ada ikatan
persaudaraan dan perdamaian, setiap agama bebas untuk melakukan kebaktian dan
mendapatkan perlindungan yang sama dari raja.
Di
bidang keagamaan dikatakan masyarakat beragama Hindu memuja Heracles, Dionysus,
maupun Zeus Ombrios. Pusat pemujaan Heracles adalah Mathura,dari sini kita
dapat menduga bahwa Heracles itu Kreshna, yang lebih dikenal sebagai sais
kerata perang Arjuna, dan yang sekaligus menjadi Raja di Yadava, dan tempat
kelahirannya di Mathura. Sedangkan yang dimaksud dengan Dionysus boleh jadi
ialah Dewa Siwa, dan Zeus ialah Dewa Indra.Dapat disimpulkan dari bidang
keagamaan bahwa masyarakat pada masa Chandragupta banyak memuja Dewa, dan Dewa
yang di puja adalah Dewa local.[7]
Zaman Andhra, Parthi dan Kushan (185 SM-225 M)
Kerajaan Andhra didiami oleh Bangsa
Dravida letaknya di Teluk Benggala, diantara sungai Godavari dan
Krihsna.Sewaktu pemerintahan Ashoka kerjaan itu ditaklukkan dan diharuskan
membayar upeti, namun kemudian kerajaan itu bertambah kuat sehingga seorang
diantara mereka menduduki Kerajaan Maurya.
Selama raja Andhra memerintah Agama
Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama. Dalam masyarakat negeri Andhra
terdapat empat golongan ;
1. Raja dan Kepala Daerah
2. Pegawai Negeri
3. Pekerja yang terdidik
4. Pekerja tangan
Kerajaan Andhra terkenal makmur
sebab mempunyai perhubungan laut dengan luar negeri.Sampai sekarang belum
diketahui bagaimana lenyapnya kerajaan itu.Sisa kerajaan Iskandar masih
terdapat di Persia, yaitu Kerajaan Baktria.Penduduknya kebanyakan adalah
penggembala ternak.Namun akhirya kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Bangsa
Parthi yang terus merebut Daerah Sungai Indus di India Barat.Di zaman inilah
terjadi perpindahan Bangsa Asia tengah ke India.Raja yang terkenal dari Bangsa
Parthi adalah Gondophares yang menurut berita raja inilah yang membawa Agama
Kristen ke India.
India Utara menderita kerusakan
disebabkan masuknya Bangsa Yue-Chi dari Tiongkok tengah.Setelah mengetahui
kelemahan raja-raja Andhra, Bangsa Yue-chi ingin merebut India dengan
menaklukkan daerah Gandhara dan Punjab. Dan kerajaan diganti dengan nama
Kerajaan Kushan, diambil dari nama suku Bangsa Yue-Chi.
Raja Kushan yang termasyur bernama
Kanishka, namanya disebut dalam kitab Budha di India, Tibet, dan Mongolia
karena ia terkenal sebagai pembela Agama Budha. Pada waktu itu kerajaan Kushan
menguasai India Utara, Lembah Gangga dan Indus jadi, belum seluruh kekuasaan
Ashoka.
Dalam sejarah agama Budha terberita
permusyawaratan besar diadakan diantara pemimpin agama Budha atas perintah
Kanishka untuk menyelesaikan bermacam-macam perselisihan yang timbul dalam
agama dan menyelidiki kitab-kitab mengenai ilmu agama dan filsafat agar dapat
disatukan. Semua keputusan yang diambil ditulis pada tembaga dan disimpan dalam
stupa dekat kota Srinagar.
Raja Kanishka memajukan kerajaan
Kushan dengan memajukan budaya dalam sejarah India dinamakan masa Ghandara.Di
negeri itu terdapat barang-barang kuno.Barang-barang itu kebanyakan terdiri
dari lukisan pada dinding batu yang dipahat.
Diantara keturunan Kanishka ialah
Vasudeva (182-220).Sewaktu pemerintahannya sudah tampak tanda-tanda
keruntuhan.Mula-mula adanya penyakit Pest yang menular dari Babylon ke sebelah
barat sampai Eropa hingga ke India yang mendatangkan maut berjuta-juta
orang.Kejadian kedua kuasa Kerajaan Persia yang dipimpin Ardhasir makin
mengencang.Kemudian kerajaan Kushan pecah belah dan lenyap dari sejarah.Dengan
runtuhnya kerajaan Kushan dan Andhra sampai pada zaman Gupta.
Kerajaan Gupta
Zaman
keemasan pada pemerintahan Raja Asoka.Agama Budha dijadikan dasar pemerintahan.Di
segala penjuru kerajaan didirikan tiang-tiang batu bertahtakan ajaran agama
Budha.Di pucuk tiang tersebut terdapat patung singa sebagai kebesaran kerajaan
Maurya.Setelah Raja Asoka meninggal, kerajaan terpecah menjadi bagian-bagian
kecil.Pada abad IV muncul seorang raja yaitu Candragupta I yang membangun
Kerajaan Gupta.dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa
pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun
agama Buddha masih tetap dapat berkembang.
Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta. Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai
Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan
sebagai ibukota kerajaan.
Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta
II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya.
Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit
perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan
tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat
semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga
yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasadengan karangannya berjudul "Syakuntala".
Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat
dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.
Dalam-perkembangannya
Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II.
India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
Agama Hindu mengalami sebuah pasang surut dengan munculnya agama-agama baru
di India yakni Budha, Jain dan Sikh.Namun berkat peranan Dinasti Gupta, agama
Hindu kembali mendapat tempat pada masyarakat India sampai saat ini.Di Zaman
Gupta yakni pada masa Pemerintahan Samudragupta dan Candragupta II. Ayah dananak ini merupakan dua di
antara pemimpin-pemimpin hebat bangsa Gupta. Dinasti tersebut menguasai hampir
seluruh India Utara dari 320 sampai 497 M, meski pengaruh mereka tersebar lebih
luas dan bertahan lebih lama.
Kerajaan Harsha
Dalam sejarah India sebelum zaman
Islam terdapat pemerintahan Harsha, raja Hindu. Dua buah sumber keterangan
dapat disebutkan yaitu kitab yang ditulis oleh Hiuen Tsang tatkala ia
mengunjungi India di tahun 630-644 ketika raja Harsha pada puncak kuasanya dan
kitab Harsha-carita yang menjelaskan peristiwa yang terjadi selama pemerintahan
Raja Harsha yang ditulis pujangga keraton bernama Bana.
Di tahun 604 ayahnya mengirim
saudaranya yang sulung Rajavardhana dengan tentara yang kuat untuk memerangi
bangsa Huna di sebelah utara. Tidak berapa lama ayahnya wafat dan diganti oleh
putra mahkota, meskipun ada sebagian pembesar yang lebih suka pada Harsha
tetapi ia menolak.
Raja yang baru terpaksa
meninggalkan kota tempatnya untuk membalas perbuatan yang membunuh iparnya dan
menganiaya adik perempuannya. Raja Malwa yang dicari itu dapat dikalahkan
tetapi tidak lama kemudian raja sendiri dibunuh oleh beberapa penjahat.
Selama satu tahun pemerintahan kacau karena Harsha menolak permintaan rakyat mengganti saudaranya. Dan pada tahun 606 ia menerima permohonan itu akan tetapi sebagai pemangku. Pekerjaan pertamanya ia mencari adik perempuannya ke pegunungan.
Selama satu tahun pemerintahan kacau karena Harsha menolak permintaan rakyat mengganti saudaranya. Dan pada tahun 606 ia menerima permohonan itu akan tetapi sebagai pemangku. Pekerjaan pertamanya ia mencari adik perempuannya ke pegunungan.
Putri itu yang mempunyai
kebijaksanaan dan watak yang luar biasa diangkat sebagai penasihat raja.Enam
tahun kemudian Harsha dipilih menjadi raja bernama Maharajadhiraja Sri Harsha.
Untuk memperkuat kerajaannya dengan memperluas daerah kekuasaan dari India
utara sampai ke Teluk Benggala dan merubah nama kerajaan menjadi Kanauj.
Kesusastraan di zaman itu menarik
minat raja sendiri dengan menulis syair-syair yang sampai sekarang masih
terkenal.Seperti Kanishka dan Chandragupta II juga mengadakan permusyawaratan
yang luhur dengan pemimpin agama Budha.Hal itu dituliskan oleh Hiuen Tsang saat
perjalanannya di ibukota Kanauj di tahun 643.
Di tahun 647 raja Harsha wafat
setelah memerintah 46 tahun. India tidak akan melupakan namanya, sebab ialah
raja yang membawa keamanan dan kemakmuran serta membangkitkan India kembali
dari penindasan bangsa Huna.
C. Agama
Budha dan Jain (Reaksi Terhadap Hinduisme)
Reaksi
Agama Budha Terhadap Hinduisme
Dalam alur sejarah agama-agama
zaman agama Budha dimulai semenjak tahun 500 SM-300 M. Secara historis agama
tersebut mempunyai kaitan erat dengan agama yang mendahuluinya dan yang datang
sesudahnya yaitu Agama Hindu.
Agama
Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut.Agama Budha muncul sebagai
reaksi terhadap dominasi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan
dalam masyarakat India.Selain itu adanya larangan bagi orang awam untuk
mempelajari kitab suci.Bahkan sebelumnya kaum ksatria dan raja harus tunduk
kepada Brahmana.Sidharta memandang bahwa sistem kasta dapat memecah belah
masyarakat bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia
berdasarkan kelahiran.
Menurut
agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai setiap orang tanpa harus
melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap orang mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu
mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara. Sidharta Gautama dikenal
sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan.Meskipun ada
pandangan dalam Hinduisme yang menganggap Buddha sebagai seorang awatara,
kadangkala ajarannya bertolak belakang dengan agama Hindu dan dianggap sebagai
suatu bentuk ateisme
karena mengajarkan bahwa dunia tidak diciptakan oleh Tuhan Sang
Pencipta.Meskipun agama Buddha meyakini adanya para dewa, namun para dewa
tersebut bukanlah makhluk mahakuasa, tidak menciptakan alam semesta.Meskipun
ajaran Buddha menyatakan adanya Brahma, namun Brahma tersebut berbeda dengan Brahmadalam
agama Hindu yang menciptakan alam semesta.Brahma dalam agama Buddha tidak hanya
satu; mereka hanyalah suatu golongan dewa, seperti yang dijelaskan dalam Brahmajala
Sutta. Ajaran Buddha juga mengakui adanya
Sakra, atau pemimpin para dewa, sama seperti Indra(alias
Sakra) dalam ajaran Hindu, namun karakteristik dan mitos keduanya berbeda.
Reaksi Agama Jain Terhadap Hinduisme
Jain
adalah sebuah agama dharma.Jain bermakna penaklukan.Agama Jain bermakna agama
penaklukan.Dimaksudkan penaklukan kodrat-kodrat syahwati di dalam tata hidup
manusiawi. Agama Jain itu dibangun oleh Nataputta Vardhamana hidup pada 559-527 SM yang beroleh panggilan Mahavira
yang berarti pahlawan besar.
Agama
Jain lahir lebih dahulu daripada agama Buddha.Agama Buddhapunya pengikut lebih
luas di luar India, namun agama Jain terbatas hanya di India saja.Kedua agama
tersebut merupakan reaksi terhadap perikeadaan di dalam agama Hindumengenai
perkembangan ajarannya pada masa lampau.
Agama Jain sendiri lahir berdasarkan reaksi dari ketiak setujuannya
terhadap ajaran-ajaran agama Hindu, maka pada saat itu terjadi pemberontakan
besar terhadap agama Hindu yang dipimpin oleh Mahavira. Mahavira lahir pada tahun 599 SM. Nama mahavira sendiri
bukan nama asli, dianama aslinya adalah “vhardamana”.
Dia dipanggil mahavira itu sendiri setelah ada kejadian dimana pada suatu
ketika ada seekor gajah yang terlepas dari kandangnya kemudian merusak apa-apa
yang menghalangi jalannya dia, tidak ada satu-pun orang yang bisa menangkap dan
menjinakan hewan itu. Dan ketika sedang bermain, vhardamana melihat gajah tersebut dan dia langsung menangkapnya dan
menjinakannya padahal usiannya baru 7 tahun. Akhirnya rakyat kerajaan Moghadah
amat memujikan keberanian pangeran muda itu, sejak itu-pun dia dipanggil
Mahavira (perwira perkasa)
Awal mula dari kemunculan agama jainialah ketika mahavira menyaksikan
prilaku kasta brahmana ( Brahmin ) yang banyak melakukan
penyelewengan-penyelewengan sehingga membuat muak pangeran muda tersebut. Apalagi
ketika ia menyaksikan kematian kedua orang tuanya dalam keadaan lapar padahal
mereka hidup dalam kemewahan, itu dilakukan kedua orang tuanya Karena dalam
ajaran hindu mengatakan kematian dalam keadaan lapar merupakan suatu
kematian yang suci (holy death). Setelah kedua orang tuanya meninggal itulah
dia berkata kepada saudaranya :“ saudara, untuk berkabung atas kemangkatan
ibu-bapak kita, saya berkehendak mengangkat sumpah bahwa dua belas tahun
lamanya saya akan mengabaikan tubuh menahankan bencana apapun yang datang dari
kodrat-kodrat gaib maupun manusia atau-pun hewan “.
Mahavira melakukan perjalanan
mengembara sebagai seorang kafir, dan bersumpah “dalam masa 12 tahun terhitung
mulai dari saat ini saya tidak akan mengucapkan sepatah katapun“. Dari sumpah
itu dia mendapatkan banyak pelajaran, diantaranya dia itu lebih baik dari ucapan.
Mahavira juga tidak membenarkan membunuh apa-apa yang bernyawa. Kemudian
ajaran-ajarannya banyak didukung oleh kalangan raja-raja karena salah satu
ajarannya adalah tidak boleh menyakiti benda-benda yang mempunyai ruh tetapi
telah mewajibkan rakyat agar taat dan setia kepada orang yang memerintah,
barang siapa yang melanggar atau menentang akan disembelih kepalannya. Apalagi
seruannya mengandung sesuatu yang membayangkan isi hati mereka dalam menentang
golongan brahmana. Penyebaran hasil pemikirannya disebar melalui padato-pidato
dan ceramah-ceramah diberbagai kota di india. Dari perjalanannya itu kemudianpengikut jain lebih kurang satu juta orang dan semuanya berada di india
seperti agama hindu, pada keseluruhannya taraf sosial dan pendidikan mereka bersifat tinggi.
Mahavira mengajarkan beberapa hal diantaranya mengenai :
1. Kebebasan
Kebebasan terpendam dalam diri manusia itu sendiri, kebebasan terbagi
menjadi dua :
§ Kebebasan dari karma : sebab akibat dari tindakan manusia itu sendiri
§ Kebebasan dari samsara : hidup berulang kali ke dunia yang semuanya itu
merupakan derita.
2. Cinta dan Benci
Cinta dan benci mesti dihindari karena kedua-duanya merupakan hasrat yang
menjadi pangkal segala derita di dalam hidup manusiawi
Inti Ajaran Mahavira disebut juga Ahimsa. Yang terdiri
dari dua suku kata yaitu {a-}bermakna tidak dan {himsa} bermakna kekerasan, ahimsa
berazaskan tanpa kekerasan.
Inti ajaran Mahavira lainnya adalah kalwat dan bertapa,
hidup sebagai seorang fakir-pengembara yang mau menyingkiri hasrat duniawi.
Mahavira menyimpulkan
ajarannya pada tiga ratna jiwa yaitu :
1. Pengetahuan yang benar
2. Kepercayaan yang benar
3. Tindakan yang benar
Tindakan yang benar
itu mestilah berazaskan lima sumpah terbesar:
1. Jangan membunuh sesuatu yang hidup
2. Jangan mencuri
3. Jangan berdusta
4. Jangan hidup bejat
5. Jangan menghasratkan apapun
D.
PENUTUP
Secara garis besar perkembangan agama
Hindu dapat dibedakan menjadi tiga tahap.Tahap pertama sering disebut dengan zaman weda. Tahap kedua sering disebut
dengan zaman Budha, tahap ketiga
adalah apa yang dikenal sebagai zaman
agama Hindu, berlangsung sejak 300 M hingga sekarang.
Kerajaan Maurya merupakan salah satu
kerajaan yang memegang peranan penting dalam sejarah Asia Selatan.Asoka
(268-233 SM), merupakan penguasa terbesar Maurya.Ia memperluas kerajaan, yang
dihuni oleh penduduk dengan lebih dari 60 keyakinan dan bahasa yang berbeda.Raja Asoka
dengan resmi telah mengikuti ajaran Buddha, akan tetapi rakyat pada
umumnya masih setia kepada ajaran Hindu, yang sudah berakar teguh dalam
masyarakat sejak zaman purba.
Kerajaan setelah maurya adalah Kerajaan Gupta.Pendiri
Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta
I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja
Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih
tetap dapat berkembang.
Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian
Timur Laut.Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap domonisi golongan
Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India.
Agama Jain lahir lebih dahulu daripada agama
Buddha.Agama Buddhapunya pengikut lebih luas di luar India, namun agama Jain
terbatas hanya di India saja.Kedua agama tersebut merupakan reaksi terhadap
perikeadaan di dalam agama Hindumengenai perkembangan ajarannya pada masa
lampau.Agama Jain sendiri lahir berdasarkan reaksi dari ketiak setujuannya terhadap
ajaran-ajaran agama Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar